Bagaimanakah cara mengajar agar lebih efektif dengan metode ceramah? Sigit Setyawan dalam buku anggitannya Nyalakan Kelasmu: 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya (2013) menjelaskan, ceramah adalah metode paling dasar dan umum digunakan oleh guru.
Ceramah atau lecture merupakan salah satu metode mengajar di dalam kelas yang dilakukan oleh guru. Sebagai sebuah metode, ceramah bisa efektif tetapi juga bisa berjalan tidak efektif. Hal ini tergantung pada cara guru dalam menyampaikan pengajaran dengan ceramah tersebut. Berjalan efektif atau tidak, hal ini mengandung pengertian bahwa metode ceramah tidak terlepas dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Pertanyannya, bagaimanakah cara mengajar agar lebih efektif dengan metode ceramah? Sigit Setyawan dalam buku anggitannya Nyalakan Kelasmu: 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya (2013) menjelaskan, ceramah adalah metode paling dasar dan umum digunakan oleh guru. Namun demikian, banyak guru yang luput kenapa dalam ceramahnya, banyak siswa yang merasa bosan bahkan mengantuk di dalam kelas.
Perlu diketahui, ceramah seringkali dilakukan dengan buruk bahkan oleh guru yang sudah berpengalaman sekalipun. Ceramah yang monoton dan membosankan terjadi ketika guru terlalu lama berbicara sehingga konsentrasi para siswa hilang. Hal ini menuntut para guru agar lebih interaktif meskipun dengan menggunakan metode ceramah. Interaktif di sini bisa diartikan bahwa materi yang disampaikan guru bisa menyentuh emosi para siswa. Di sinilah titik penting di mana menyisipkan sebuah cerita, humor, dan lain sebagainya perlu dilakukan agar ceramah tidak membosankan bagi siswa.
Masih menjawab pertanyaan di atas, untuk mewujudkan ceramah efektif, guru perlu memperhatikan faktor teknis dan nonteknis. Faktor teknis bisa mencakup volume dan intonasi suara guru ketika sedang menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah. Guru harus mengelola intonasi dan volume agar siswa dari ujung ke ujung bisa mendengar suara guru dengan jelas.
Faktor intonasi juga sangat penting diperhatikan oleh guru. Intonasi adalah naik turunnya nada suara. Suara yang terdengar datar-datar saja mengakibatkan kemonotonan sehingga mudah membuat para siswa mengantuk. Hal ini perlu dihindari dan dievaluasi oleh guru sendiri demi tejadinya proses belajar yang segar dan menyenangkan bagi siswa sehingga tingkat keterserapan materi pelajaran bisa dilakukan dengan baik oleh siswa.
Selain faktor teknis, dalam ceramah guru juga perlu memperhatikan faktor nonteknis. Faktor ini perlu diperhatikan karena terkait dengan tingkat kesiapan belajar siswa di kelas. Misal ketika jam pelajaran memasuki waktu siang, di mana tingkat motivasi belajar siswa sedikit menurun karena faktor kekenyangan atau terik matahari yang cukup menyengat. Di titik ini guru harus mampu menciptakan kesegaran untuk siswa walau dengan metode ceramah.
Faktor nonteknis lain yaitu ketika siswa telah usai menjalankan ujian atau tes pada mata pelajaran sebelumnya atau siswa akan menjalani tes pada mata pelajaran selanjutnya. Di sini tentu konsentrasi siswa menjadi lain. Sehingga guru harus perhatian betul jika ingin materi yang disampaikannya juga mendapat serapan dari para siswa. Para siswa cenderung penasaran dengan ujian atau tes yang telah dijalaninya sehingga kerapkali mereka terus membahasnya tiada henti.
Di titik nonteknis inilah ada baiknya guru memberikan jeda waktu sebentar agar para siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran. Sebelum memulai ceramah, guru bisa mengarahkan konsentrasi siswa dengan cerita-cerita menarik. Cerita-cerita tersebut tentu ada baiknya yang terkait langsung dengan pelajaran atau materi yang akan disampaikannya. Dengan demikian, faktor nonteknis tersebut bisa dengan sendirinya tereduksi dari memori para siswa sehingga proses belajar efektif bisa terwujud.
Meskipun dengan metode ceramah, guru bisa mewujudkan proses belajar interkatif di dalam kelas. Oleh karena itu, guru bisa memanfaatkan berbagai media pembelajaran seperti menggunakan laptop atau komputer untuk menampilkan presentasi yang telah disusun dalam bentuk power point. Dalam sesi ini, guru juga bisa menampilkan berbagai film atau video dan lainnya untuk menambah daya tarik ceramah.
Guru juga bisa memanfaatkan alat peraga seperti patung manusia yang menerangkan berbagai macam organ tubuh di saat memberikan materi tentang fungsi organ tubuh manusia. Cara lain, guru membuat catatan tertulis yang dibagikan kepada para siswa terkait materi yang harus dipahami sehingga ceramah mendapatkan fokus kepada diri para siswa.
Selain itu, guru juga bisa mengombinasikan berbagai metode dalam sebuah ceramah. Hal ini agar terjadi proses belajar yang aktif dan interaktif sehingga tujuan ceramah materi bisa tersampaikan dengan baik. Setelah penyampaian materi pelajaran dengan ceramah telah selesai, guru perlu mengadakan evaluasi, apakah materi yang disampaiknnya terserap dengan baik atau tidak. Di sini guru bisa memanfaatkan sesi tanya jawab atau dengan mengadakan kuis untuk para siswa untuk memperoleh timbal balik